07 Apr 2010
Purwakarta. Pelita
Kendati saat ini kebutuhan darah dibilang terpenuhi, namun Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat (Jabar), masih terkendala dengan sarana dan prasarana yang dimiliki. Sehingga, tingginya operasional sekarang membuat PMI Purwakarta keteter akibat kurangnya penunjang kegiatan.
"Kami tidak memiliki anggaran operasional. Bahkan tak jarang jika akan melaksanakan kegiatan harus menyewa kendaraan sebagai sarana penunjang operasional," ujar Hj RE Gantina E, Ketua PMI Cabang Kabupaten Purwakarta didampingi dr Fatah Hidayat, Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) kepada Pelita di gedung DPRD Purwakarta, Selasa (6/4).
Menurut Hj Gantina, sarana yang ada di PMI Cabang Purwakarta sangat terbatas. Sementara kegiatan operasional untuk pemenuhan kebutuhan darah sangat tinggi. Dengan kondisi seperti ini, pihaknya sangat pesimis agar setiap cabang PMI memiliki stok 1.000 labu darah sesuai Instruksi Ketua PMI Pusat Yusuf Kalla.tidak akan bisa terpenuhi.
PMI Cabang Purwakarta, lanjut Hj Gantina, merasa prihatin dengan kondisi sekarang. Pasalnya, setiap ada kegiatan maka setiap Itu pula pihaknya merasa ketar ketlr karena sarana dan prasarana penunjang kegiatan tidak ada. Kondisi Ini diperparah lagi dengan rendahnya biaya pengganti pengelolaan darah (BPPD) di Purwakarta.
Sebagai bahan perbandingan, sambung dia, BPPD di PMI Purwakarta sekarang ini masih Rpl85.000 per labu. "Saya tidak tahu apakah BPPD ini sama di Jawa Barat atau tidak ?" Sebab, jika melihat BPPD seperti di Jawa Tengah sekarang sudah tinggi yakni sebesar Rp250.000 per labu.
Kecuali itu. masyarakat yang menggunakan jaminan kesehatan (Jamkesmas) Juga kerap disubsidi oleh PMI Cabang Purwakarta, sedangkan anggaran yang ada sangat terbatas. Belum lagi jika PMI harus mendirikan Posko di daerah bencana alam, itu semua tentunya harus ditunjang oleh anggaran yang memadai.
Menyinggung kebutuhan da-rah di Purwakarta, dr Fatah Hidayat menambahkan bahwa selama ini PMI Cabang Purwakarta bekerjasama dengan dinas instansi dan pihak swasta. Untuk pemenuhan kebutuhan darah, kata Fatah, secara rutin dilakukan dengan pihak perusahaan karena keberadaan PMI sangat dibutuhkan oleh mereka.
Sementara dengan dinas Instansi, PMI baru bisa mendapatkan stok darah jika dinas atau instansi tersebut mengadakan suatu event yang di dalamnya ada kegiatan donor darah. "Setiap tiga bulan sekali secara rutin kami melaksanakan kegiatan donor dengan pihak swasta. Sedangkan dengan instansi harus menunggu dulu ada kegiatan," katanya.
Untuk menunjang kelancaran operasional, RE Gantina berharap pemerintah kabupaten (Pemkab) Purwakarta bisa menambah armada dan sarana prasarana, disamping BPPD juga bisa dinaikan seperti wilayah lainnya. "Kalau penunjangnya ada kami tidak akan keteter lagi setiap ada kegiatan." katanya, (yan)
Kendati saat ini kebutuhan darah dibilang terpenuhi, namun Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat (Jabar), masih terkendala dengan sarana dan prasarana yang dimiliki. Sehingga, tingginya operasional sekarang membuat PMI Purwakarta keteter akibat kurangnya penunjang kegiatan.
"Kami tidak memiliki anggaran operasional. Bahkan tak jarang jika akan melaksanakan kegiatan harus menyewa kendaraan sebagai sarana penunjang operasional," ujar Hj RE Gantina E, Ketua PMI Cabang Kabupaten Purwakarta didampingi dr Fatah Hidayat, Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) kepada Pelita di gedung DPRD Purwakarta, Selasa (6/4).
Menurut Hj Gantina, sarana yang ada di PMI Cabang Purwakarta sangat terbatas. Sementara kegiatan operasional untuk pemenuhan kebutuhan darah sangat tinggi. Dengan kondisi seperti ini, pihaknya sangat pesimis agar setiap cabang PMI memiliki stok 1.000 labu darah sesuai Instruksi Ketua PMI Pusat Yusuf Kalla.tidak akan bisa terpenuhi.
PMI Cabang Purwakarta, lanjut Hj Gantina, merasa prihatin dengan kondisi sekarang. Pasalnya, setiap ada kegiatan maka setiap Itu pula pihaknya merasa ketar ketlr karena sarana dan prasarana penunjang kegiatan tidak ada. Kondisi Ini diperparah lagi dengan rendahnya biaya pengganti pengelolaan darah (BPPD) di Purwakarta.
Sebagai bahan perbandingan, sambung dia, BPPD di PMI Purwakarta sekarang ini masih Rpl85.000 per labu. "Saya tidak tahu apakah BPPD ini sama di Jawa Barat atau tidak ?" Sebab, jika melihat BPPD seperti di Jawa Tengah sekarang sudah tinggi yakni sebesar Rp250.000 per labu.
Kecuali itu. masyarakat yang menggunakan jaminan kesehatan (Jamkesmas) Juga kerap disubsidi oleh PMI Cabang Purwakarta, sedangkan anggaran yang ada sangat terbatas. Belum lagi jika PMI harus mendirikan Posko di daerah bencana alam, itu semua tentunya harus ditunjang oleh anggaran yang memadai.
Menyinggung kebutuhan da-rah di Purwakarta, dr Fatah Hidayat menambahkan bahwa selama ini PMI Cabang Purwakarta bekerjasama dengan dinas instansi dan pihak swasta. Untuk pemenuhan kebutuhan darah, kata Fatah, secara rutin dilakukan dengan pihak perusahaan karena keberadaan PMI sangat dibutuhkan oleh mereka.
Sementara dengan dinas Instansi, PMI baru bisa mendapatkan stok darah jika dinas atau instansi tersebut mengadakan suatu event yang di dalamnya ada kegiatan donor darah. "Setiap tiga bulan sekali secara rutin kami melaksanakan kegiatan donor dengan pihak swasta. Sedangkan dengan instansi harus menunggu dulu ada kegiatan," katanya.
Untuk menunjang kelancaran operasional, RE Gantina berharap pemerintah kabupaten (Pemkab) Purwakarta bisa menambah armada dan sarana prasarana, disamping BPPD juga bisa dinaikan seperti wilayah lainnya. "Kalau penunjangnya ada kami tidak akan keteter lagi setiap ada kegiatan." katanya, (yan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar