Entri Populer

Selasa, 31 Mei 2011

Tips Belajar: 10 Trik Belajar Agar pintar

Tips Belajar: 10 Trik Belajar Agar pintar

Belajar mendadak menjelang ujian memang tidak efektif. Paling nggak sebulan sebelum ulangan adalah masa ideal buat mengulang pelajaran. Materi yang banyak bukan masalah. Ada sepuluh cara pintar supaya waktu belajar kita menjadi efektif.

1. Belajar itu memahami bukan sekedar menghapal
Ya, fungsi utama kenapa kita harus belajar adalah memahami hal-hal baru. Kita boleh hapal 100% semua detail pelajaran, tapi yang lebih penting adalah apakah kita sudah mengerti betul dengan semua materi yang dihapal itu. Jadi sebelum menghapal, selalu usahakan untuk memahami dulu garis besar materi pelajaran.

2. Membaca adalah kunci belajar
Supaya kita bisa paham, minimal bacalah materi baru dua kali dalam sehari, yakni sebelum dan sesudah materi itu diterangkan oleh guru. Karena otak sudah mengolah materi tersebut sebanyak tiga kali jadi bisa dijamin bakal tersimpan cukup lama di otak kita.

3. Mencatat pokok-pokok pelajaran
Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang. Ambil intisari atau kesimpulan dari setiap pelajaran yang sudah dibaca ulang. Kata-kata kunci inilah yang nanti berguna waktu kita mengulang pelajaran selama ujian.

4. Hapalkan kata-kata kunci
Kadang, mau tidak mau kita harus menghapal materi pelajaran yang lumayan banyak. Sebenarnya ini bisa disiasati. Buatlah kata-kata kunci dari setiap hapalan, supaya

mudah diingat pada saat otak kita memanggilnya. Misal, kata kunci untuk nama-nama warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU, artinya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.

5. Pilih waktu belajar yang tepat
Waktu belajar yang paling enak adalah pada saaat badan kita masih segar. Memang tidak semua orang punya waktu belajar enak yang sama lo. Tapi biasanya, pagi hari adalah waktu yang tepat untuk berkonsentrasi penuh. Gunakan saat ini untuk mengolah materi-materi baru. Sisa-sisa energi bisa digunakan untuk mengulang pelajaran dan mengerjakan pekerjaan rumah.

6. Bangun suasana belajar yang nyaman
Banyak hal yang bisa buat suasana belajar menjadi nyaman. Kita bisa pilih lagu yang sesuai dengan mood kita. Tempat belajar juga bisa kita sesuaikan. Kalau sedang bosan di kamar bisa di teras atau di perpustakaan. Kuncinya jangan sampai aktivitas belajar kita mengganggu dan terganggu oleh pihak lain.

7. Bentuk Kelompok Belajar
Kalau lagi bosan belajar sendiri, bisa belajar bareng dengan teman. Tidak usah banyak-banyak karena tidak bakal efektif, maksimal lima orang. Buat pembagian materi untuk dipelajari masing-masing orang. Kemudian setiap orang secara bergilir menerangkan materi yang dikuasainya itu ke seluruh anggota lainnya. Suasana belajar seperti ini biasanya seru dan kita dijamin bakalan susah untuk mengantuk.

8. Latih sendiri kemampuan kita
Sebenarnya kita bisa melatih sendiri kemampuan otak kita. Pada setiap akhir bab pelajaran, biasanya selalu diberikan soal-soal latihan. Tanpa perlu menunggu instruksi dari guru, coba jawab semua pertanyaan tersebut dan periksa sejauh mana kemampuan kita. Kalau materi jawaban tidak ada di buku, cobalah tanya ke guru.

9. Kembangkan materi yang sudah dipelajari
Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong guru untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku referensi lain atau internet. Cara ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke depan dan kritis.

10. Sediakan waktu untuk istirahat
Belajar boleh kencang, tapi jangan lupa untuk istirahat. Kalau di kelas, setiap jeda pelajaran gunakan untuk melemaskan badan dan pikiran. Setiap 30-45 menit waktu belajar kita di rumah selalu selingi dengan istirahat. Kalau pikiran sudah suntuk, percuma saja memaksakan diri. Setelah istirahat, badan menjadi segar dan otak pun siap menerima materi baru.

Satu lagi, tujuan dari ulangan dan ujian adalah mengukur sejauh mana kemampuan kita untuk memahami materi pelajaran di sekolah. Selain menjawab soal-soal latihan, ada cara lain untuk mengetes apakah kita sudah paham suatu materi atau belum. Coba kita jelaskan dengan kata-kata sendiri setiap materi yang sudah dipelajari. Kalau kita bisa menerangkan dengan jelas dan teratur - tak perlu detail - berarti kita sudah paham.

Penting!! Perlu Anda Baca:
@ Kumpulan dongeng anak
@ Bukan Berita Biasa
@ Trik dan rumus matematika
@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah
@ Blog Matahati Imaduddien Abu Hanifah
@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus
@ Pasang Iklan gratis
@ Kumpulan widget gratis
@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah
@ Seputar Koleksi Buku
@ Seputar Resensi Buku
@ Kumpulan tutorial Blog

Tips Belajar: 10 Trik Belajar Agar pintar

Tips Belajar: 10 Trik Belajar Agar pintar

Belajar mendadak menjelang ujian memang tidak efektif. Paling nggak sebulan sebelum ulangan adalah masa ideal buat mengulang pelajaran. Materi yang banyak bukan masalah. Ada sepuluh cara pintar supaya waktu belajar kita menjadi efektif.

1. Belajar itu memahami bukan sekedar menghapal
Ya, fungsi utama kenapa kita harus belajar adalah memahami hal-hal baru. Kita boleh hapal 100% semua detail pelajaran, tapi yang lebih penting adalah apakah kita sudah mengerti betul dengan semua materi yang dihapal itu. Jadi sebelum menghapal, selalu usahakan untuk memahami dulu garis besar materi pelajaran.

2. Membaca adalah kunci belajar
Supaya kita bisa paham, minimal bacalah materi baru dua kali dalam sehari, yakni sebelum dan sesudah materi itu diterangkan oleh guru. Karena otak sudah mengolah materi tersebut sebanyak tiga kali jadi bisa dijamin bakal tersimpan cukup lama di otak kita.

3. Mencatat pokok-pokok pelajaran
Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang. Ambil intisari atau kesimpulan dari setiap pelajaran yang sudah dibaca ulang. Kata-kata kunci inilah yang nanti berguna waktu kita mengulang pelajaran selama ujian.

4. Hapalkan kata-kata kunci
Kadang, mau tidak mau kita harus menghapal materi pelajaran yang lumayan banyak. Sebenarnya ini bisa disiasati. Buatlah kata-kata kunci dari setiap hapalan, supaya

mudah diingat pada saat otak kita memanggilnya. Misal, kata kunci untuk nama-nama warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU, artinya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.

5. Pilih waktu belajar yang tepat
Waktu belajar yang paling enak adalah pada saaat badan kita masih segar. Memang tidak semua orang punya waktu belajar enak yang sama lo. Tapi biasanya, pagi hari adalah waktu yang tepat untuk berkonsentrasi penuh. Gunakan saat ini untuk mengolah materi-materi baru. Sisa-sisa energi bisa digunakan untuk mengulang pelajaran dan mengerjakan pekerjaan rumah.

6. Bangun suasana belajar yang nyaman
Banyak hal yang bisa buat suasana belajar menjadi nyaman. Kita bisa pilih lagu yang sesuai dengan mood kita. Tempat belajar juga bisa kita sesuaikan. Kalau sedang bosan di kamar bisa di teras atau di perpustakaan. Kuncinya jangan sampai aktivitas belajar kita mengganggu dan terganggu oleh pihak lain.

7. Bentuk Kelompok Belajar
Kalau lagi bosan belajar sendiri, bisa belajar bareng dengan teman. Tidak usah banyak-banyak karena tidak bakal efektif, maksimal lima orang. Buat pembagian materi untuk dipelajari masing-masing orang. Kemudian setiap orang secara bergilir menerangkan materi yang dikuasainya itu ke seluruh anggota lainnya. Suasana belajar seperti ini biasanya seru dan kita dijamin bakalan susah untuk mengantuk.

8. Latih sendiri kemampuan kita
Sebenarnya kita bisa melatih sendiri kemampuan otak kita. Pada setiap akhir bab pelajaran, biasanya selalu diberikan soal-soal latihan. Tanpa perlu menunggu instruksi dari guru, coba jawab semua pertanyaan tersebut dan periksa sejauh mana kemampuan kita. Kalau materi jawaban tidak ada di buku, cobalah tanya ke guru.

9. Kembangkan materi yang sudah dipelajari
Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong guru untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku referensi lain atau internet. Cara ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke depan dan kritis.

10. Sediakan waktu untuk istirahat
Belajar boleh kencang, tapi jangan lupa untuk istirahat. Kalau di kelas, setiap jeda pelajaran gunakan untuk melemaskan badan dan pikiran. Setiap 30-45 menit waktu belajar kita di rumah selalu selingi dengan istirahat. Kalau pikiran sudah suntuk, percuma saja memaksakan diri. Setelah istirahat, badan menjadi segar dan otak pun siap menerima materi baru.

Satu lagi, tujuan dari ulangan dan ujian adalah mengukur sejauh mana kemampuan kita untuk memahami materi pelajaran di sekolah. Selain menjawab soal-soal latihan, ada cara lain untuk mengetes apakah kita sudah paham suatu materi atau belum. Coba kita jelaskan dengan kata-kata sendiri setiap materi yang sudah dipelajari. Kalau kita bisa menerangkan dengan jelas dan teratur - tak perlu detail - berarti kita sudah paham.

Penting!! Perlu Anda Baca:
@ Kumpulan dongeng anak
@ Bukan Berita Biasa
@ Trik dan rumus matematika
@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah
@ Blog Matahati Imaduddien Abu Hanifah
@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus
@ Pasang Iklan gratis
@ Kumpulan widget gratis
@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah
@ Seputar Koleksi Buku
@ Seputar Resensi Buku
@ Kumpulan tutorial Blog

Kamis, 26 Mei 2011

INI CARA AGAR TERHINDAR DARI PENCURIAN MOTOR

INI CARA AGAR TERHINDAR DARI PENCURIAN MOTOR


Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...

Pencurian sepeda motor masih marak di kawasan Ibukota Jakarta. Sepertinya hanya mengadalkan kunci stang sepeda motor tidak cukup untuk menghindari aksi para pencuri.

Guna menghindari kejadian tersebut, Humas Polda Metro Jaya memberikan tips agar sepeda motor lebih aman saat parkir. Disarankan kendaraan Anda digembok di tempat-tempat yang tidak bisa dibongkar, misalnya tiang lampu.

Pemilik sepeda agar selalu mengunci cakram sepeda motor dengan kunci yang besar dan berwarna mencolok. Kalau perlu pasangi sepeda motor kesayangan Anda dengan alarm.

1. Kunci kontak Anda dan simpan kuncinya. Sebagian besar pencurian motor terjadi ketika kontak pada posisi off tetapi motor dalam kondisi tidak terkunci.
2. Kunci garpu depan atau cakram dengan kunci yang besar dengan warna yang menyolok.
3. Jika bepergian dengan pengendara lain, kunci kendaraan Anda bersamaan ketika tidak digunakan.
4. Jika berkendara sendiri, kunci kendaraan Anda ke tempat yang aman, dan tidak dapat dibongkar semisal tiang lampu.
5. Pasang alarm di motor Anda.
6. Ketika berpergian dan menginap di hotel/losmen, carilah kamera sekuriti dan parkir kendaraan Anda dalam jangkauan penglihatan kamera. Jika tidak mungkin, parkir kendaraan Anda dekat dengan kamar.
7. Selalu perhatikan kendaraan Anda. Ketika memarkir di keramaian, cek kendaraan Anda secara periodik, utamanya setelah meninggalkan kendaraan Anda dan pastikan tidak ada orang mencurigakan yang mengintai kendaraan Anda.
8. Jika parkir di garasi, blokir motor Anda dengan mobil, tutup pintu garasi dan pastikan terkunci.
9. Jangan simpan BPKB Anda di bagasi, tempat barang atau kantong sadel. Tempat teraman untuk BPKB adalah di rumah.
10. Beri tanda unik dan ambil gambar kendaraan Anda. Jika pencuri mengambil kendaraan Anda, tunjukkan tanda unik dari kendaraan Anda ke kepolisian menggunakan foto yang Anda ambil.
11. Pastikan STNK dan Kartu Asuransi ada pada Anda ketika berkendara.
12. Berhati-hati memberikan informasi yang bersifat privat baik di tempat tinggal, kerja maupun tempat lain.

TRIBUN
Artikel Terkait

* PECANDU PORNOGRAFI LEBIH RENTAN MERASA KHAWATIR
* DIJUAL DAGING UNTA AUSTRALIA, MAU?
* DOMAIN .XXX AKHIRNYA GO ONLINE
* FOURSQUARE BISA BAHAYAKAN HIDUP ANDA
* PENGADILAN TOLAK GUGATAN SI KEMBAR WINKLEVOSS KE FACEBOOK
* PENELITIAN: REMAJA KECANDUAN TAMPIL SEKSI
* KINI LIHAT IKLAN DI FACEBOOK HARUS BAYAR
* PENDIRI WIKILEAKS: FACEBOOK MESIN SPIONASE AS
* FACEBOOK LUNCURKAN FITUR BELANJA BARENG
* AGAR TERHINDAR DARI PARFUM PALSU

Selasa, 24 Mei 2011

sejarah purwakarta

Kabupaten Purwakarta

Kabupaten Purwakarta, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia terletak ±80 km sebelah timur Jakarta. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Karawang di bagian Barat dan sebagian wilayah Utara, Kabupaten Subang di bagian Utara dan sebagian wilayah bagian Timur, Kabupaten Bandung di bagian Selatan, dan Kabupaten Cianjur di bagian Barat Daya.

Kabupaten Purwakarta berada pada titik-temu tiga koridor utama lalu-lintas yang sangat strategis, yaitu Purwakarta-Jakarta, Purwakarta-Bandung dan Purwakarta-Cirebon.

Luas wilayah Kabupaten Purwakarta adalah 971,72 km² atau sekira 2,81% dari luas wilayah Provinsi Jawa Barat berpenduduk 782.362 jiwa (Sensus penduduk tahun 2005) dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 2,42% per-tahun. Jumlah penduduk laki-laki adalah 391.061 jiwa, sedangkan jumlah penduduk perempuan adalah 391.301 jiwa.

Kabupaten Purwakarta memiliki motto Wibawa Karta Raharja. "Wibawa" berarti berwibawa atau penuh kehormatan, "Karta" berarti ramai atau hidup, dan "Raharja' berarti keadaan sejahtera atau makmur. Sehingga “Wibawa Karta Raharja” dapat diartikan sebagai daerah yang terhormat/berwibawa, ramai/hidup, serta makmur atau sejahtera.
Daftar isi
[sembunyikan]

* 1 Etimologi
* 2 Arti Lambang
* 3 Sejarah
o 3.1 Sebelum penjajahan Belanda
o 3.2 Masa penjajahan Belanda
o 3.3 Masa kemerdekaan
* 4 Pembagian administratif
* 5 Iklim
* 6 Topografi
* 7 Geologi
* 8 Transportasi
* 9 Obyek wisata
o 9.1 Wisata alam
o 9.2 Wisata budaya
o 9.3 Wisata Ziarah
o 9.4 Wisata Kuliner
* 10 Daftar Bupati
* 11 Gambar-gambar
* 12 Lihat pula
* 13 Referensi
* 14 Pranala luar

[sunting] Etimologi

Purwakarta berasal dari suku kata "purwa" yang artinya permulaan dan "karta" yang berarti ramai atau hidup. Pemberian nama Purwakarta dilakukan setelah kepindahan ibukota Kabupaten Purwakarta dari Wanayasa ke Sindang Kasih.

Peristiwa kepindahan ibukota kabupaten ini setiap tahunnya diperingati pada tanggal 20 Juli dengan melakukan napak tilas dari Wanayasa ke Sindang Kasih.
[sunting] Arti Lambang

* Segi berwarna hitam berpelat merah, dimaksudkan bendungan serba-guna Jatiluhur, yang merupakan kebanggaan dan kemakmuran masyarakat Purwakarta.
* Lengkung berwarna hijau gelombang putih dan biru, dimaksudkan Situ Buleud.
* Rumah berwarna merah dan kuning, menggambarkan Gedung Karesidenan yang bersejarah, keagungan daerah Purwakarta. Atapnya berbentuk gunung Tangkuban Perahu, dihubungkan dengan legenda rakyat, mengenai bendungan sungai, cerita Sangkuriang.
* Padi dan kapas, merupakan lambang kemakmuran yang tidak bisa terpisahkan sesuai pula dengan penghidupan masyarakat Purwakarta yang sebagian besar hidup dari pertanian.

Keterangan :

* Lambang berbentuk segi lima, sesuai dengan dasar negara yaitu Pancasila yang merupakan tameng Bangsa Indonesia.
* Pelat merah bertuliskan “Wibawa Karta Raharja”, merupakan semboyan yang berarti daerah yang penuh dengan nuansa keagamaan yang selamanya aman dan makmur.

Keterangan Warna :

* Hijau Muda, harapan bagi masa depan daerah Purwakarta untuk terus membangun suatu daerah yang adil, makmur dan sejahtera.
* Hitam, ketuhanan dan ketekunan hati.
* Kuning, keagungan/kebesaran daerah.
* Merah, tekad perjuangan bangsa yang pantang mundur, rela bermandi darah daripada menyerah. Putih, kesucian/keikhlasan hati rakyat dalam menanggulangi segala cobaan dan penderitaan.
* Biru, kesetiaan rakyat terhadap nusa, bangsa dan agama.
* Hijau Tua, keagamaan masyarakat Purwakarta merupakan masyarakat yang teguh agama, mereka membenci orang-orang yang munafik dan orang-orang yang melalaikan kewajiban untuk berbakti kepada Tuhan. Mereka semua yakin bahwa dari segala kebesaran dan kemajuan daerahnya ialah petunjuk serta lindungan Tuhan YME.

[sunting] Sejarah
[sunting] Sebelum penjajahan Belanda

Keberadaan Purwakarta tidak terlepas dari sejarah perjuangan melawan pasukan VOC. Sekitar awal abad ke-17 Sultan Mataram mengirimkan pasukan tentara yang dipimpin oleh Bupati Surabaya ke Jawa Barat. Salah satu tujuannya adalah untuk menundukkan Sultan Banten. Tetapi dalam perjalanannya bentrok dengan pasukan VOC sehingga terpaksa mengundurkan diri.
Setelah itu dikirimkan kembali ekspedisi kedua dari Pasukan Mataram di bawah pimpinan Dipati Ukur serta mengalami nasib yang sama pula. Untuk menghambat perluasan wilayah kekuasaan kompeni (VOC), Sultan Mataram mengutus Penembahan Galuh (Ciamis) bernama R.A.A. Wirasuta yang bergelar Adipati Panatayuda atau Adipati Kertabumi III untuk menduduki Rangkas Sumedang (Sebelah Timur Citarum). Selain itu juga mendirikan benteng pertahanan di Tanjungpura, Adiarsa, Parakansapi dan Kuta Tandingan. Setelah mendirikan benteng tersebut Adipati Kertabumi III kemudian kembali ke Galuh dan wafat. Nama Rangkas Sumedang itu sendiri berubah menjadi Karawang karena kondisi daerahnya berawa-rawa (Sunda : "Karawaan").
Sultan Agung Mataram kemudian mengangkat putera Adipati Kertabumi III, yakni Adipati Kertabumi IV menjadi Dalem (Bupati) di Karawang, pada Tahun 1656. Adipati Kertabumi IV ini juga dikenal sebagai Panembahan Singaperbangsa atau Eyang Manggung, dengan ibu kota di Udug-udug.
Pada masa pemerintahan R. Anom Wirasuta putera Panembahan Singaperbangsa yang bergelar R.A.A. Panatayuda I antara Tahun 1679 dan 1721 ibu kota Karawang dari Udug-udug pindah ke Karawang, dengan daerah kekuasaan meliputi wilayah antara Cihoe (Cibarusah) dan Cipunagara. Pemerintahan Kabupaten Karawang berakhir sekitar tahun 1811-1816 sebagai akibat dari peralihan penguasaan Hindia-Belanda dari Pemerintahan Belanda kepada Pemerintahan Inggris.

[sunting] Masa penjajahan Belanda

Antara tahun 1819-1826 Pemerintahan Belanda melepaskan diri dari Pemerintahan Inggris yang ditandai dengan upaya pengembalian kewenangan dari para Bupati kepada Gubernur Jendral Van Der Capellen. Dengan demikian Kabupaten Karawang dihidupkan kembali sekitar tahun 1820, meliputi wilayah tanah yang terletak di sebelah Timur sungai Citarum/Cibeet dan sebelah Barat sungai Cipunagara.Dalam hal ini kecuali Onder Distrik Gandasoli, sekarang Kecamatan Plered pada waktu itu termasuk Kabupaten Bandung. Sebagai Bupati I Kabupaten Karawang yang dihidupkan kembali diangkat R.A.A. Surianata dari Bogor dengan gelar Dalem Santri yang kemudian memilih ibukota kabupaten di Wanayasa.

Pendopo Kabupaten Purwakarta Tahun 2009

Pada masa pemerintahan Bupati R.A. Suriawinata atau Dalem Sholawat, pada tahun 1830 ibu kota dipindahkan dari Wanayasa ke Sindangkasih yang diresmikan berdasarkan besluit (surat keputusan) pemerintah kolonial tanggal 20 Juli 1831 nomor 2.
Pembangunan dimulai antara lain dengan pengurugan rawa-rawa untuk pembuatan Situ Buleud, Pembuatan Gedung Karesidenan, Pendopo, Mesjid Agung, Tangsi Tentara di Ceplak, termasuk membuat Solokan Gede, Sawah Lega dan Situ Kamojing. Pembangunan terus berlanjut sampai pemerintahan bupati berikutnya.

[sunting] Masa kemerdekaan

Kabupaten Karawang dengan ibukota Purwakarta berjalan sampai dengan tahun 1949. Pada tanggal 29 Januari 1949 dengan Surat Keputusan Wali Negeri Pasundan Nomor 12, Kabupaten Karawang dipecah dua yakni Karawang Bagian Timur menjadi Kabupaten Purwakarta dengan ibu kota di Subang dan Karawang Bagian Barat menjadi Kabupaten Karawang. Berdasarkan Undang-undang nomor 14 tahun 1950, tentang pembentukan daerah kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Barat, selanjutnya diatur penetapan Kabupaten Purwakarta, dengan ibu kota Purwakarta, yang meliputi Kewedanaan Subang, Sagalaherang, Pamanukan, Ciasem dan Purwakarta.

[sunting] Pembagian administratif

Pada tahun 1968, berdasarkan Undang-undang No. 4 tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang SK Wali Negeri Pasundan diubah dan ditetapkan Pembentukan Kabupaten Purwakarta dengan Wilayah Kewedanaan Purwakarta di tambah dengan masing-masing dua desa dari Kabupaten Karawang dan Cianjur sehingga pada tahun 1968 Kabuapten Purwakarta hanya memiliki 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Purwakarta, Plered, Wanayasa dan Campaka dengan jumlah desa sebanyak 70 desa. Untuk selanjutnya dilaksanakan penataan wilayah desa, kelurahan, pembentukan kemantren dan peningkatan status kemantren menjadi kecamatan yang mandiri. Maka saat itu Kabupaten Purwakarta memiliki wilayah: 183 desa, 9 kelurahan, 8 kamantren dan 11 kecamatan. Berdasarkan perkembangan Kabupaten Purwakarta, pada tahun 1989 telah dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: 821.26-672 tanggal 29 Agustus 1989 tentang lahirnya lembaga baru yang bernama Wilayah Kerja Pembantu Bupati Purwakarta Wilayah Purwakarta yang meliputi Wilayah Kecamatan Purwakarta, Kecamatan Jatiluhur, Kecamatan Campaka, Perwakilan Kecamatan Cibungur yang pusat kedudukan Pembantu Bupati Purwakarta berada di Purwakarta. Sedangkan wilayah kerja Pembantu Bupati Wilayah Plered meliputi wilayah Kecamatan Plered, Kecamatan Darangdan, Kecamatan Tegalwaru, Kecamatan Maniis, Kecamatan Sukatani yang pusat kedudukan Pembantu Bupati Purwakarta berada di Plered. Wilayah kerja Pembantu Bupati Wilayah Wanayasa yang meliputi Kecamatan Wanayasa, Kecamatan Pasawahan, Kecamatan Bojong, Perwakilan Kecamatan Kiarapedes, Perwakilan Kecamatan Margasari, dan Perwakilan Kecamatan Parakansalam yang pusat kedudukan Pembantu Bupati Purwakarta Wilayah Wanayasa berada di Wanayasa yang telah diresmikan pada tangga 31 Januari 1990 oleh Wakil Gubernur Jawa Barat. Setelah diberlakukannya UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, serta dimulainya pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Purwakarta tepatnya pada tanggal 1 Januari 2001. Serta melalui Peraturan Daerah No. 22 tahun 2001, telah terjadi restrukturisasi organisasi pemerintahan di Kabupaten Purwakarta.
No Kecamatan Jumlah Kel/Desa Luas Wilayah Jumlah Penduduk
1 Babakan Cikao 9 42,40 km² 38.590 jiwa
2 Bojong 14 68,69 km² 43.606 jiwa
3 Bungursari 10 54,66 km² 39.576 jiwa
4 Campaka 10 43,60 km² 34.418 jiwa
5 Cibatu 10 56,50 km² 25.769 jiwa
6 Darangdan 15 67,39 km² 57.132 jiwa
7 Jatiluhur 10 60,11 km² 56.855 jiwa
8 Kiara Pedes 10 52,16 km² 24.870 jiwa
9 Maniis 8 71,64 km² 28.748 jiwa
10 Pasawahan 12 36,96 km² 38.219 jiwa
11 Plered 16 31,48 km² 67.837 jiwa
12 Pondok Salam 11 44,08 km² 26.478 jiwa
13 Purwakarta 10 24,83 km² 143.760 jiwa
14 Sukasari 5 92,01 km² 14.262 jiwa
15 Sukatani 14 95,43 km² 60.796 jiwa
16 Tegalwaru 13 73,23 km² 43.923 jiwa
17 Wanayasa 15 56,55 km² 37.523 jiwa

Rabu, 11 Mei 2011

sejarah purwakarta

KRONOLOGIS SEJARAH

# SEBELUM MASA PENJAJAHAN

TATA PEMERINTAHAN DAERAH PADA MASA SEBELUM PENJAJAHAN BELANDA

Keberadaan Purwakarta tidak terlepas dari sejarah perjuangan melawan pasukan VOC. Sekitar awal abad ke-17 Sultan Mataram mengirimkan pasukan tentara yang dipimpin oleh Bupati Surabaya ke Jawa Barat. Salah satu tujuannya adalah untuk menundukkan Sultan Banten. Tetapi dalam perjalanannya bentrok dengan pasukan VOC sehingga terpaksa mengundurkan diri.

Setelah itu dikirimkan kembali ekspedisi kedua dari Pasukan Mataram di bawah pimpinan Dipati Ukur serta mengalami nasib yang sama pula. Untuk menghambat perluasan wilayah kekuasaan kompeni (VOC), Sultan Mataram mengutus Penembahan Galuh (Ciamis) bernama R.A.A. Wirasuta yang bergelar Adipati Panatayuda atau Adipati Kertabumi III untuk menduduki Rangkas Sumedang (Sebelah Timur Citarum). Selain itu juga mendirikan benteng pertahanan di Tanjungpura, Adiarsa, Parakansapi dan Kuta Tandingan. Setelah mendirikan benteng tersebut Adipati Kertabumi III kemudian kembali ke Galuh dan wafat. Nama Rangkas Sumedang itu sendiri berubah menjadi Karawang karena kondisi daerahnya berawa-rawa (Sunda: "Karawaan").

Sultan Agung Mataram kemudian mengangkat putera Adipati Kertabumi III, yakni Adipati Kertabumi IV menjadi Dalem (Bupati) di Karawang, pada Tahun 1656. Adipati Kertabumi IV ini juga dikenal sebagai Panembahan Singaperbangsa atau Eyang Manggung, dengan ibu kota di Udug-udug.
Pada masa pemerintahan R. Anom Wirasuta putera Panembahan Singaperbangsa yang bergelar R.A.A. Panatayuda I antara Tahun 1679 dan 1721 ibu kota Karawang dari Udug-udug pindah ke Karawang, dengan daerah kekuasaan meliputi wilayah antara Cihoe (Cibarusah) dan Cipunagara. Pemerintahan Kabupaten Karawang berakhir sekitar tahun 1811-1816 sebagai akibat dari peralihan penguasaan Hindia-Belanda dari Pemerintahan Belanda kepada Pemerintahan Inggris.





# MASA PENJAJAHAN

TATA PEMERINTAHAN DAERAH PADA MASA PENJAJAHAN BELANDA

Antara tahun 1819-1826 Pemerintahan Belanda melepaskan diri dari Pemerintahan Inggris yang ditandai dengan upaya pengembalian kewenangan dari para Bupati kepada Gubernur Jendral Van der Capellen. Dengan demikian Kabupaten Karawang dihidupkan kembali sekitar tahun 1820, meliputi wilayah tanah yang terletak di sebelah Timur kali Citarum/Cibeet dan sebelah Barat kali Cipunagara. Dalam hal ini kecuali Onder Distrik Gandasoli, sekarang Kecamatan Plered pada waktu itu termasuk Kabupaten Bandung. Sebagai Bupati I Kabupaten Karawang yang dihidupkan kembali diangkat R.A.A. Surianata dari Bogor dengan gelar Dalem Santri yang kemudian memilih ibu kota Kabupaten di Wanayasa.

Pada masa pemerintahan Bupati R.A. Suriawinata atau Dalem Sholawat, pada tahun 1830 ibu kota dipindahkan dari Wanayasa ke Sindangkasih, yang kemudian diberi nama "PURWAKARTA" yang artinya Purwa: permulaan, karta: ramai/hidup. Diresmikan berdasarkan besluit (surat keputusan) pemerintah kolonial tanggal 20 Juli 1831 nomor 2.

Pembangunan dimulai antara lain dengan pengurugan rawa-rawa untuk pembuatan Situ Buleud, Pembuatan Gedung Keresidenan, Pendopo, Mesjid Agung, Tangsi Tentara di Ceplak, termasuk membuat Solokan Gede, Sawah Lega dan Situ Kamojing. Pembangunan terus berlanjut sampai pemerintahan Bupati berikutnya.




# PASCA KEMERDEKAAN

PEMBAGIAN WILAYAH PEMERINTAHAN DARI TAHUN 1945-1999

Kabupaten Karawang dengan ibu kotanya di Purwakarta berjalan sampai dengan tahun 1949. Pada tanggal 29 Januari 1949 dengan Surat Keputusan Wali Negeri Pasundan Nomor 12, Kabuapten Karawang dipecah dua yakni Karawang Bagian Timur menjadi Kabupaten Purwakarta dengan ibu kota di Subang dan Karawang Bagian Barat menjadi Kabupaten Karawang. Berdasarkan Undang-undang nomor 14 tahun 1950, tentang pembentukan daerah kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Barat, selanjutnya diatur penetapan Kabupaten Purwakarta, dengan ibu kota Purwakarta, yang meliputi Kewedanaan Subang, Sagalaherang, Pamanukan, Ciasem dan Purwakarta.

Pada tahun 1968, berdasarkan Undang-undang No. 4 tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang SK Wali Negeri Pasundan dirubah dan ditetapkan Pembentukan Kabupaten Purwakarta dengan Wilayah Kewedanaan Purwakarta di tambah dengan masing-masing dua desa dari Kabupaten Karawang dan Cianjur. Sehingga pada tahun 1968 Kabuapten Purwakarta hanya memiliki 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Purwakarta, Plered, Wanayasa dan Campaka dengan jumlah desa sebanyak 70 desa. Untuk selanjutnya dilaksanakan penataan wilayah desa, kelurahan, pembentukan kemantren dan peningkatan status kemantren menjadi kecamatan yang mandiri. Maka saat itu Kabupaten Purwakarta memiliki wilayah: 183 desa, 9 kelurahan, 8 kamantren dan 11 kecamatan.

Berdasarkan perkembangan Kabupaten Purwakarta, pada tahun 1989 telah dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: 821.26-672 tanggal 29 Agustus 1989 tentang lahirnya lembaga baru yang bernama Wilayah Kerja Pembantu Bupati Purwakarta Wilayah Purwakarta yang meliputi Wilayah Kecamatan Purwakarta, Kecamatan Jatiluhur, Kecamatan Campaka, Perwakilan Kecamatan Cibungur yang pusat kedudukan Pembantu Bupati Purwakarta berada di Purwakarta. Sedangkan wilayah kerja Pembantu Bupati Wilayah Plered meliputi wilayah Kecamatan Plered, Kecamatan Darangdan, Kecamatan Tegalwaru, Kecamatan Maniis, Kecamatan Sukatani yang pusat kedudukan Pembantu Bupati Purwakarta berada di Plered. Wilayah kerja Pembantu Bupati Wilayah Wanayasa yang meliputi Kecamatan Wanayasa, Kecamatan Pasawahan, Kecamatan Bojong, Perwakilan Kecamatan Kiarapedes, Perwakilan Kecamatan Margasari, dan Perwakilan Kecamatan Parakansalam yang pusat kedudukan Pembantu Bupati Purwakarta Wilayah Wanayasa berada di Wanayasa yang telah diresmikan pada tangga 31 Januari 1990 oleh Wakil Gubernur Jawa Barat.
Setelah diberlakukannya UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, serta dimulainya pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Purwakarta tepatnya pada tanggal 1 Januari 2001. Serta melalui Peraturan Daerah No. 22 tahun 2001, telah terjadi restrukturisasi organisasi pemerintahan di Kabupaten Purwakarta. Jumlah Dinas menjadi 18 Dinas, 3 Badan dan 3 Kantor serta Kecamatan berjumlah 17 buah, Kelurahan 9 buah dan desa 183 buah.

Senin, 09 Mei 2011

jam

thread




If you would like to embed this count up clock, please click on the clock to visit http://www.pspinc.com/japanrelief/ and scroll down to see the embed codes.

Also, please visit http://www.messages4japan.com to write an message to the people of Japan.

Minggu, 08 Mei 2011

PALANG MERAH INDONESIA DAERAH PURWAKARTA

Pmi Kab Purwakarta PDF Cetak E-mail
Oleh rd3
Sabtu, 23 Mei 2009 20:06

SUSUNAN PENGURUS PMI KABUPATEN PURWAKARTA

MASA BHAKTI 2007-2012

BERDASARKAN SK PMI PROVINSI JAWA BARAT

NOMOR 060/S.KP/PD/JBR/PENG/XII/2007

TANGGAL 10 DESEMBER 2007



KETUA : Hj. RE. GANTINA E, SH, M.Hum

WAKIL KETUA : Drs. H. AEP RUSJAMAN KARTIWA , M.Si

WAKIL KETUA : Drs. H. MOCH.E. RAFEI , MM

WAKIL KETUA : LALAM MARTAKUSUMAH, SE, M.Si.

SEKRETARIS : Drs. H. AMIN

WAKIL SEKRETARIS : Drs. WAHYU SUHERMAN

BENDAHARA : Hj. R. HELLY SUSTIAWATI ,S.Sos, M.Si

ANGGOTA : 1. HARIYADI ,SKM,M.Si

2. Hj. ENAH ROHANAH

3. KOYAMAN ,S.Sos

4. HERU RAHMAT BUDIMAN, SH



ALAMAT : JLN. PAHLAWAN NO. 1

PURWAKARTA
LAST_UPDATED2

PALANG MERAH INDONESIA DAERAH PURWAKARTA

PMI Cabang Purwakarta Butuh Sarpras


Purwakarta. Pelita
Kendati saat ini kebutuhan darah dibilang terpenuhi, namun Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat (Jabar), masih terkendala dengan sarana dan prasarana yang dimiliki. Sehingga, tingginya operasional sekarang membuat PMI Purwakarta keteter akibat kurangnya penunjang kegiatan.
"Kami tidak memiliki anggaran operasional. Bahkan tak jarang jika akan melaksanakan kegiatan harus menyewa kendaraan sebagai sarana penunjang operasional," ujar Hj RE Gantina E, Ketua PMI Cabang Kabupaten Purwakarta didampingi dr Fatah Hidayat, Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) kepada Pelita di gedung DPRD Purwakarta, Selasa (6/4).
Menurut Hj Gantina, sarana yang ada di PMI Cabang Purwakarta sangat terbatas. Sementara kegiatan operasional untuk pemenuhan kebutuhan darah sangat tinggi. Dengan kondisi seperti ini, pihaknya sangat pesimis agar setiap cabang PMI memiliki stok 1.000 labu darah sesuai Instruksi Ketua PMI Pusat Yusuf Kalla.tidak akan bisa terpenuhi.
PMI Cabang Purwakarta, lanjut Hj Gantina, merasa prihatin dengan kondisi sekarang. Pasalnya, setiap ada kegiatan maka setiap Itu pula pihaknya merasa ketar ketlr karena sarana dan prasarana penunjang kegiatan tidak ada. Kondisi Ini diperparah lagi dengan rendahnya biaya pengganti pengelolaan darah (BPPD) di Purwakarta.
Sebagai bahan perbandingan, sambung dia, BPPD di PMI Purwakarta sekarang ini masih Rpl85.000 per labu. "Saya tidak tahu apakah BPPD ini sama di Jawa Barat atau tidak ?" Sebab, jika melihat BPPD seperti di Jawa Tengah sekarang sudah tinggi yakni sebesar Rp250.000 per labu.
Kecuali itu. masyarakat yang menggunakan jaminan kesehatan (Jamkesmas) Juga kerap disubsidi oleh PMI Cabang Purwakarta, sedangkan anggaran yang ada sangat terbatas. Belum lagi jika PMI harus mendirikan Posko di daerah bencana alam, itu semua tentunya harus ditunjang oleh anggaran yang memadai.
Menyinggung kebutuhan da-rah di Purwakarta, dr Fatah Hidayat menambahkan bahwa selama ini PMI Cabang Purwakarta bekerjasama dengan dinas instansi dan pihak swasta. Untuk pemenuhan kebutuhan darah, kata Fatah, secara rutin dilakukan dengan pihak perusahaan karena keberadaan PMI sangat dibutuhkan oleh mereka.
Sementara dengan dinas Instansi, PMI baru bisa mendapatkan stok darah jika dinas atau instansi tersebut mengadakan suatu event yang di dalamnya ada kegiatan donor darah. "Setiap tiga bulan sekali secara rutin kami melaksanakan kegiatan donor dengan pihak swasta. Sedangkan dengan instansi harus menunggu dulu ada kegiatan," katanya.
Untuk menunjang kelancaran operasional, RE Gantina berharap pemerintah kabupaten (Pemkab) Purwakarta bisa menambah armada dan sarana prasarana, disamping BPPD juga bisa dinaikan seperti wilayah lainnya. "Kalau penunjangnya ada kami tidak akan keteter lagi setiap ada kegiatan." katanya, (yan)

Entitas terkaitBPPD | DPRD | Fatah | Hj | Kendati | Menyinggung | Pelita | PMI | Posko | Purwakarta | Cabang Kabupaten | Fatah Hidayat | Jawa Barat | Jawa Tengah | Kondisi Ini | Menurut Hj | PMI Cabang | PMI Purwakarta | RE Gantina | Hj RE Gantina | Palang Merah Indonesia | PMI Cabang Purwakarta | Kepala Unit Transfusi Darah | Instruksi Ketua PMI Pusat Yusuf | Ketua PMI Cabang Kabupaten Purwakarta | PMI Cabang Purwakarta Butuh Sarpras |

Ringkasan Artikel Ini
PMI Cabang Purwakarta Butuh Sarpras. Bahkan tak jarang jika akan melaksanakan kegiatan harus menyewa kendaraan sebagai sarana penunjang operasional," ujar Hj RE Gantina E, Ketua PMI Cabang Kabupaten Purwakarta didampingi dr Fatah Hidayat, Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) kepada Pelita di gedung DPRD Purwakarta, Selasa (6/4). Menyinggung kebutuhan da-rah di Purwakarta, dr Fatah Hidayat menambahkan bahwa selama ini PMI Cabang Purwakarta bekerjasama dengan dinas instansi dan pihak swasta. Sementara dengan dinas Instansi, PMI baru bisa mendapatkan stok darah jika dinas atau instansi tersebut mengadakan suatu event yang di dalamnya ada kegiatan donor darah.

Jumlah kata di Artikel : 420
Jumlah kata di Summary : 95
Ratio : 0,226

*Ringkasan berita ini dibuat otomatis dengan bantuan mesin. Saran atau masukan dibutuhkan untuk keperluan pengembangan perangkat ini dan dapat dialamatkan ke tech at mediatrac net.


palan merahPMI Cabang Purwakarta Butuh Sarpras 07 Apr 2010 * Pelita * Politik Purwakarta. Pelita Kendati saat ini kebutuhan darah dibilang terpenuhi, namun Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat (Jabar), masih terkendala dengan sarana dan prasarana yang dimiliki. Sehingga, tingginya operasional sekarang membuat PMI Purwakarta ketet